Sabtu, 23 Januari 2016

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA WATOWARA TAHUN 2015

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA WATOWARA
TAHUN 2015

  1. KEPALA DESA                                                  : APOLINARIS POLI SOGEN
  2.  SEKRETARIS DESA                                        : DANIEL DONI SOGEN
  3. KASIE PEMERINTAHAN                                : YOHAN F.Y. DHARMA P.K. SOGEN
  4. KASIE PEMBANGUNAN                                : BERNADUS SIBU HEKIN
  5. KASIE KESEJAHTERAAN MASYARAKAT : DONATUS DONI KELEN
  6. KAUR KEUANGAN                                         : EDUARDUS DALU
  7. KAUR ADMINISTRASI                                   : KONRARDUS DALE HAYONG
  8. KAUR UMUM                                                   : M. HIRONIMUS SUBANG OPENG 
  9. KEPALA DUSUN BAOAMANG                      : FELIX JIMI KELORE
  10. KEPALA DUSUN LEWORITA                         : MARIA FLAVIANA SEMOI OPENG
  11. KEPALA DUSUN DONARITA                         : SIMON SUBANG OPENG 
  12. KEPALA DUSUN LATO                                    : FULGENSIUS JIMI MARAN 
  13. KEPALA DUSUN MAGEAMANG                   : YEREMIAS ATU SOGEN
  14. KEPALA DUSUN ILEGORANG                       : ALFONS PEHANG SOGEN
  15. KEPALA DUSUN TANA BETOK                     : AMBROSIUS MUDA TELUMA          

Rabu, 20 Januari 2016

Sejarah Desa Watowara



Watowara adalah sebuah nama yang berasal dari dua kata yaitu “Wato” dan “Wara”. Wato yang mempunyai arti batu dan Wara dan yang mempunyai arti badai. Jadi Watowara mengadung sebuah arti yaitu batu yang berdiri tegak yang diterpa badai dimusim barat. 
Desa Watowara Terletak di Pantai Utara pulau Flores dengan batas desa :  

Ø  Utara berbatasan dengan Desa Laut Flores
Ø  Timur berbatasan dengan Desa Duli Jaya
Ø  Selatan berbatasan dengan Desa Tenawahang
Ø  Barat berbatasan dengan Desa Adabang
          Luas wilayah desa:
                  Luas wilayah seluruhnya   351,75 ha/m2, terdiri dari :
Ø  Hutan                      : 27,8 Ha
Ø  Pertanian                 : 42,75 Ha
Ø  Perkebunan             : 269,2  Ha
Ø  Pemukiman             : 12 Ha
                            Jarak wilayah dari desa ke kota pusat/ibu kota :
Ø  Ke Ibu Kota Kecamatan    : 300 m
Ø  Ke Ibu Kota Kabupaten     : 56 km


Pada tahun 1959  setelah kemerdekaan, Raja Larantuka  memerintahkan agar masyarakat yang tinggal di pedalaman agar segera berpidah dan berdomisili di daerah pesisir yaitu masyarakat Wairiang berpindah ke Meteng, masyarakat Udek pidah ke Leworita dan masyarakat Senarang pindah tinggal di Lato.
Sebelum Desa Gaya Baru terbentuk  masyarakat ke dua kampung tersebut diatas  masih melaksanakan kewajiban mereka sebagai warga Negara yaitu dalam hal membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) yang mana masih bergabung dengan Kampung Blalo Udeng dan Mada Senarang yaitu  Desa Tenawahang saat ini.
Masyarakat juga ingin mendekatkan diri dengan pelayanan Pemerintahan melalui pembangunan fasilitas lain seperti Sekolah dan tempat ibadah juga sarana transportasi. Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka masyarakat dari dua kampung tersebut berpindah lagi yaitu warga masyarakat yang berada di kampung Wairiang berpindah ke Meteng wilayah pesisir daerah perbatasan dengan Desa Duli Jaya sekarang, dan warga yang berada di kampung Udek berpindah ke Leworita  dan lato daerah kampung lama sekarang.
Seiring dengan perpindahan penduduk dua kampung tersebut maka pada tahun 1962 terbentuklah desa Gaya Baru dan atas kesepakatan bersama diberi nama Desa Watowara yang adalah nama sebuah batu tempat pelaksanaan kurban oleh para leluhur untuk meminta  hujan segera turun dan juga meminta agar angin dan badai bisa redah karana akan merusak tanaman para petani di kala itu.
                            (suasana pembacaan surat suara dalam pemilihan kepala desa periode 2015-2022)
Dari desa gaya baru yang dibentuk pada saat itu  dan dengan dibangunnya sebuah sekolah dasar yaitu SDK Leworita maka mulailah terjadi perpindahan penduduk semakin terasa karena segala macam hak dan kewajiban sudah dapat  diatur dan dijalankan di desa pada saat itu dan yang menjadi Kepala Desa pertama saat itu adalah Bpk. Dominikus Dale Openg, dengan wilayah pemerintahan dibagi dalam tiga wilayah yaitu Dusun Meteng, Dusun Leworita dan Dusun Lato.
Dusun Meteng adalah warga dari kampung Wairiang dan Dusun Leworita adalah warga dari kampung Udek sedangkan Dusun Lato adalah warga pindahan dari kampung Blalo Udeng, Rosa lewung dan Mada Senarang atau Desa Tenawahang sekarang. Dari masing-masing Dusun dikepalai oleh Seorang Pamong Desa.
Lokasi pemukiman Desa Watowara juga berpindah dari satu tepat ke tempat lain sepertinya rencana Tuhan masih belum tercapai pada tanggal 12 Desember 1992 terjadi Bencana dasyat yaitu Tsunami yang melanda pulau Flores maka masyarakat ke tiga sub dusun  ini harus berpindah lagi menuju tempat baru yakni pemukiman Menanga yang sekarang ini  lebih dikenal dengan Lato  yang adalah ibukota kecamatan Titehena.
Dari perpindahan ini masih ada juga kurang lebih 12 kepala keluarga disaat itu setelah Tsunami redah mereka memilih untuk bertahan di Baujawa arah timur Kampung lama Meteng berbatasan langsung dengan wilayah Desa Duli Jaya saat ini. Dari sekitar 12 kepala keluarga tersebut akhirnya sudah bertambah menjadi 28 kepala Keluarga dan baru pada tahun 2006 telah diakui sebagai sub Dusun dari wilayah Desa Watowara yaitu dusun Baujawa. Untuk warga yang bermukim di Lato saat ini telah mekar dari tiga sub kampung lama  menjadi empat. Pada Bulan September tahun 2009 mulai masa Kepemimpinan Bpk. Petrus Kosmas Sogen baru dimekarkan lagi dari 5 dusun menjadi 7 dusun sampai saat ini. Dari tujuh wilayah dusun di Desa Watowara terdapat 18 RT dan 9 RW saat ini.