Watowara adalah
sebuah nama yang berasal dari dua kata yaitu “Wato” dan
“Wara”. Wato yang mempunyai arti batu dan Wara dan yang mempunyai arti badai.
Jadi Watowara mengadung sebuah arti yaitu batu yang berdiri tegak yang diterpa
badai dimusim barat.
Desa Watowara Terletak di Pantai Utara pulau Flores dengan batas desa :
Ø Utara
berbatasan dengan Desa Laut Flores
Ø Timur
berbatasan dengan Desa Duli Jaya
Ø Selatan
berbatasan dengan Desa Tenawahang
Ø Barat
berbatasan dengan Desa Adabang
Luas
wilayah desa:
Luas wilayah seluruhnya 351,75 ha/m2,
terdiri dari :
Ø Hutan : 27,8
Ha
Ø Pertanian : 42,75 Ha
Ø Perkebunan :
269,2 Ha
Ø Pemukiman :
12 Ha
Jarak wilayah dari desa
ke kota pusat/ibu kota :
Ø Ke
Ibu Kota Kecamatan : 300 m
Ø Ke
Ibu Kota Kabupaten : 56 km
Pada
tahun 1959 setelah
kemerdekaan, Raja Larantuka
memerintahkan agar masyarakat yang tinggal di pedalaman agar segera
berpidah dan berdomisili di daerah pesisir yaitu masyarakat Wairiang berpindah
ke Meteng, masyarakat Udek pidah ke Leworita dan masyarakat Senarang pindah
tinggal di Lato.
Sebelum
Desa Gaya Baru terbentuk masyarakat ke dua kampung tersebut diatas masih
melaksanakan kewajiban mereka
sebagai warga Negara yaitu dalam hal membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) yang mana masih bergabung dengan
Kampung Blalo Udeng dan Mada Senarang yaitu
Desa Tenawahang saat ini.
Masyarakat
juga ingin mendekatkan diri dengan pelayanan Pemerintahan
melalui pembangunan fasilitas lain seperti Sekolah dan tempat ibadah juga sarana
transportasi. Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka masyarakat dari dua kampung tersebut berpindah
lagi yaitu warga masyarakat yang berada di kampung Wairiang berpindah ke Meteng
wilayah pesisir daerah perbatasan dengan Desa Duli Jaya sekarang, dan warga
yang berada di kampung Udek berpindah ke Leworita dan lato daerah kampung lama sekarang.
Seiring
dengan perpindahan penduduk dua kampung tersebut maka pada tahun 1962
terbentuklah desa Gaya Baru dan atas kesepakatan bersama diberi nama Desa
Watowara yang adalah nama sebuah batu tempat pelaksanaan kurban oleh para leluhur
untuk meminta hujan segera turun dan
juga meminta agar angin dan badai bisa redah karana akan merusak tanaman para
petani di kala itu.
(suasana pembacaan surat suara dalam pemilihan kepala desa periode 2015-2022)
Dari
desa gaya baru yang dibentuk pada saat itu
dan dengan dibangunnya sebuah sekolah dasar yaitu SDK Leworita maka
mulailah terjadi perpindahan penduduk semakin terasa karena segala macam hak
dan kewajiban sudah dapat diatur dan
dijalankan di desa pada saat itu dan yang menjadi Kepala Desa pertama saat itu
adalah Bpk. Dominikus Dale Openg,
dengan
wilayah pemerintahan dibagi dalam tiga wilayah yaitu Dusun Meteng, Dusun
Leworita dan Dusun Lato.
Dusun
Meteng adalah warga dari kampung Wairiang dan Dusun Leworita adalah warga dari
kampung Udek sedangkan Dusun Lato adalah warga pindahan dari kampung Blalo
Udeng, Rosa
lewung dan Mada Senarang atau Desa Tenawahang sekarang. Dari masing-masing Dusun dikepalai
oleh Seorang Pamong Desa.
Lokasi
pemukiman Desa Watowara juga berpindah dari satu tepat ke tempat lain
sepertinya rencana Tuhan masih belum tercapai pada tanggal 12 Desember 1992
terjadi Bencana dasyat yaitu
Tsunami yang melanda
pulau Flores maka masyarakat ke tiga sub dusun
ini harus berpindah lagi menuju tempat baru yakni pemukiman Menanga yang
sekarang ini lebih dikenal dengan Lato yang adalah ibukota kecamatan Titehena.
Dari
perpindahan ini masih ada juga kurang lebih 12 kepala keluarga disaat itu
setelah Tsunami redah mereka
memilih untuk bertahan di Baujawa arah timur Kampung lama Meteng berbatasan
langsung dengan wilayah Desa Duli Jaya saat ini. Dari sekitar 12 kepala
keluarga tersebut akhirnya
sudah bertambah menjadi 28 kepala Keluarga dan baru pada tahun 2006
telah diakui sebagai sub Dusun dari wilayah Desa
Watowara yaitu dusun Baujawa. Untuk
warga yang bermukim di Lato saat ini telah mekar dari tiga sub kampung lama menjadi empat. Pada Bulan September tahun 2009 mulai
masa Kepemimpinan Bpk. Petrus Kosmas Sogen
baru dimekarkan lagi dari 5
dusun menjadi 7 dusun sampai saat ini. Dari
tujuh wilayah dusun di Desa Watowara terdapat 18 RT dan 9 RW saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan komentari artikel ini